bayibayiku.blogspot.com

Tips and Information about Baby and Parent

November 10, 2009

Cildren and Sweets: Are They Harmful?



Carbohydrates are not only sugar …


Sugar plays an important role in children’s food. After all it is a known source of carbohydrates. Carbohydrates are a group of food substances in which they allocate simple carbohydrates and compound carbohydrates. Simple carbohydrates (glucose, fructose, maltose, sucrose) are mainly sweet substances which we receive from fruits, honey, sweets. Compound carbohydrates — mainly unsweetened substances arriving to us with vegetables, porridges, bread. Getting to an organism, they are split under the influence of a saliva in a mouth and stomach, and definitively processed and soaked up in small intestines.
Read more »

Labels: ,

Baby Food is Harmful?


Practically all baby formulas of leading manufacturers contain melanin. And in considerable quantities melanin is hazardous to health of kids and can cause formation of stones in kidneys and other diseases.

Melanin is a chemical substance, which is authorised to be used in foodstuff in limited quantity.

However, experts assert that concentration of the found substance is so small, that formulas are completely not dangerous. Parents can continue feeding their children with those formulas, which they used earlier. This will only do advantage to a growing organism.

These are baby formulas of Chinese manufacture, where this substance was found in large quantities, that caused such agiotage in press. Leading American manufacturers assure their production is absolutely safe.

source: baby-health.net

Labels: ,

Baby bathing tips: infant bath temperature

Many latter-day parents are experiencing some difficulties in the first baby bathing, because they do not know what to do with this and which infant bath temperature to choose. In fact, at first, the process of bathing may seem rather complicated, and parents need special attention. It is at first, when you must be extremely careful to avoid the most common mistakes. Once you get used to it, you and your baby will truly enjoy the process of bathing!

Here are 10 basic tips for bathing infants and infant bath temperature:

1. Never leave your baby alone in the bath. This is of particular importance. There should be no fuss and make sure you are not distracted. Even if someone calls you in the door or by phone, do not leave the bathroom, just do not pay any attention to it. If necessary, wrap a child in a thick towel and take with you, but never leave him unattended.

2. Infant bath temperature should be around 36-38 degrees Celsius. Most infants prefer cooler water than adults, so it is best to use a thermometer to make sure the water temperature is suitable for your baby. If you use automatic water heater, check the temperature setting twice. Maximum infant bath temperature can be 45 degrees Celsius. Also, if you mix hot and cold water, make sure the result is a desired water temperature.

3. Fill the tub for baby bathing no more than 10 cm deep. Although the amount of water will seem too small, it is quite enough to bathe a baby. Remember that too much water can be dangerous for a baby, so do not risk.

4. Remember that it is very slippery in the bath, so you will need to prevent baby sliding inside of it in advance. This can be achieved due to a special mat on the bottom of the tub. At the same time, your hands will be free, and you will not have to always hold a baby.

5. Prepare everything you need in advance, namely:

- Two dry and warm towels;

- A soft sponge;

- Ph-neutral soap for babies;

- Clean clothes;

6. Pay attention to the metal drain hole. It is best to put on a special coating on it. You can purchase it at any children’s store.

7. Do not overdo with the use of soap and shampoo. It is important to use soap and shampoo, designed for infants, and in some cases it is better not to use neither one nor the other. Also, never wash a baby’s face with soap - it is enough to wash it simply with warm water.

8. Make sure your baby is unable to reach the faucet. Sometimes, it might seem it is difficult enough to open the valve with water, but it may be quite different, and this may lead to unintended consequences.

9. It is always better to bathe a baby with a partner, relative or friend. This helps expediting the process of bathing and make it more secure.

10. Remember, there is no need to bath your baby too often. Newborn babies should be bathed about once every three days.


source: baby-health.net

Labels:

November 05, 2009

Amankah USG (Ultrasonografi) Bagi Bayi Dalam Kandungan ?

Apakah pemeriksaan USG atau ultrasonografi akan berbahaya buat bayi dalam kandungan anda?...........
USG atau Ultrasonografi adalah prosedur pemeriksaan yang tidak berbahaya. USG menggunakan gelombang suara tinggi yang dipantulkan ke tubuh untuk memperlihatkan gambaran rahim dan isinya yang memberikan informasi dalam bentuk gambar yang disebut Sonogram yang dapat kita lihat di layar monitor.

USG tidak menggunakan radiasi, jarum suntik, cairan atau obat2an yang dimasukkan kedalam tubuh.

Sehingga jawaban apakah Ultrasonografi AMAN untuk bayi dalam kandungan anda? Jawabannya YA.

USG sudah di gunakan selama bertahun tahun dan tidak ada kejadian yang menunjukkan bahwa USG menyebabkan gangguan pada ibu ataupun bayi. Walaupun begitu pada sebagian dokter hanya menganjurkan pemeriksaan USG untuk kepentingan kesehatan atau medik saja dan bukan hanya melakukan pemeriksaan USG untuk mengambil print photo bayi anda sebagai photo keluarga saja.

Apakah Kegunaan Pemeriksaan USG (UltraSonoGrafi) Pada Kehamilan ?

Pemeriksaan USG sudah digunakan sejak lama dalam dunia kedokteran. Apa saja kegunaan pemeriksaan USG dan Kapankah sebaiknya waktu untuk melakukan pemeriksaan USG ini pada kehamilan anda?...
Sudah sejak 1961 USG digunakan dalam dunia kedokteran kandungan. Tidak seperti X-ray yang berbahaya bagi bayi, USG menggunakan gelombang suara yang dipantulkan untuk membentuk gambaran bayi di layar komputer yang aman untuk bayi dan ibu.

APA SAJA YANG DAPAT DI PERIKSA DENGAN USG?

. Konfirmasi kehamilan. Embrio dalam kantung kehamilan dapat dilihat pada awal kehamilan 51/2 minggu dan detak jantung janin biasanya terobsevasi jelas dalam usia 7 minggu.

• Mengetahui usia kehamilan. Untuk mengetahui usia kehamilan dapat dengan mengunakan ukuran tubuh fetus—sehingga dapat memperkirakan kapan tanggal persalinan

• Menilai pertumbuhan dan perkembangan bayi dalam kandungan.

• Ancaman keguguran. Jika terjadi pendarahan vagina awal, USG dapat menilai kesehatan dari fetus. Jika detak jantung janin jelas maka prospek yang baik untuk melanjutkan kehamilan.

• Masalah dengan plasenta. USG dapat menilai kondisi plaasenta dan menilai adanya masalah2 seperti plasenta previa dsb.

• Kehamilan ganda/ kembar. USG dapat memastikan apakah ada 1 / lebih fetus di rahim.

• Mengukur cairan ketuban. Masalah terjadi ketika kandungan berlebihana caira ketuban atau terlalu sedikit. Volume ( jumlah cairan) dapat dinilai/cek dengan USG.

• Kelainan letak janin. Bukan saja kelainan letak janin dalam rahim tapi juga banyak kelainan janin yang dapat di ketahui dengan USG, seperti: hidrosefalus, anesefali, sumbing, kelainan jantung, kelainan kromoson (syndrome down), dll.

• Dapat juga untuk menilai jenis kelamin bayi jika anda ingin mengetahuinya.


KAPANKAH WAKTU BIASANYA USG DILAKUKAN?

Umumnya USG pertama dilakukan pada kehamilan minggu ke 7 untuk memastikan kehamilan, menilai detak jantung janin, mengukur panjang janin untuk menilai usia kehamilan.

USG ke dua biasanya dilakukan pada kehamilan 18-22 minggu untuk menilai kelainan congenital, kelainan bentuk, posisi plasenta, detak jantung janin, juga untuk menilai perkembangan janin. Pada pemeriksaan di minggu ini anda mungkin dapat juga mengetahui jenis kelamin bayi anda.

USG yang ketiga biasanya dilakukan pada kehamilan minggu ke 34 unutk mengevaluasi ukuran fetus dan menilai pertumbuhan fetus, pergerakan dan pernafasaan, detak jantung bayi juga jumlah air ketuban di sekeliling bayi serta posisi bayi dan plasenta..

Pada dasarnya USG dapat dilakukan kapan saja selama masa kehamilan karena USG tidak berbahaya untuk bayi dan ibu. USG terutama dilakukan bila terjadi masalah kehamilan misalnya adanya detak jantung janin yang tidak teratur.

sumber: © Dr.Suririnah-www.InfoIbu.com

Labels: ,

Kolik pada Bayi

Apa Itu Kolik?

Kolik ini sebenarnya bukan penyakit, tetapi lebih tepat kalau digolongkan sebagai istilah umum untuk menjelaskan sebuah kondisi.

Apa gejala bayi yang mengalami Kolik?

Gejala utamanya adalah rewel yang berkepanjangan, yang disertai tangisan. Biasanya kondisi ini terjadi menjelang sore hingga waktu tidurnya.

Diperkirakan sekitar 20% bayi mengalami Kolik ini dan biasanya ketika dia berumur 2 minggu hingga 4 minggu.

Tangisan Kolik lain dengan tangisan biasa. Bayi yang menangis ketika dalam kondisi ini biasanya terlihat sangat kesal dan sedih.

Sampai saat tulisan ini dibuat, masih belum jelas betul apa penyebab Kolik. Ada yang mengatakan penyebabnya adalah makanan sang ibu yang menyusuinya, alergi bayi terhadap susu botol, kecemasan orang tua, dan sebagainya.

Bisa jadi semua yang dikatakan itu benar, atau bisa jadi juga semuanya salah...

Yang jelas, ada beberapa tips yang bisa Anda lakukan untuk menenangkan bayi Anda seandainya dia mengalami Kolik.


* Pastikan bayi Anda tidak kelaparan, atau popoknya sudah terlalu basah dan kotor. Pokoknya, pastikan tidak ada sesuatu yang membuatnya gelisah.
* Anda juga harus bisa memastikan bahwa si kecil tidak dalam kondisi serius yang membutuhkan penanganan dokter atau perawat.
* Anda juga harus belajar benar-benar memahami bayi Anda. Apa yang bisa menenangkan bayi lain, belum tentu bisa menenangkan bayi Anda!
* Coba berbagai gerakan atau suara yang bisa menenangkannya. Berikan ayunan yang lembut, atau suara-suara yang menyejukkan.
* Coba letakkan bayi Anda di lingkungan yang nyaman, seperti kamar dengan lampu redup dan jauh dari keramaian. Atau coba juga mengajaknya berkeliling dengan kereta bayi.
* Terkadang akan membantu juga jika Anda mengelus-elus punggung, perut atau kepalanya. Sebagian bayi ada juga yang merasa nyaman ketika dimandikan dengan air hangat.

Labels:

Susu Sapi untuk Bayi Manusia...?

Kali ini, mari kita mengulas sedikit mengenai susu formula untuk bayi Anda.

Sudah merupakan kesimpulan final di seluruh dunia bahwa ASI (Air Susu Ibu) adalah pilihan yang terbaik untuk bayi.

Namun begitu, ada beberapa kasus dimana ibu tidak bisa menyusui si bayi, sehingga diperlukan juga susu formula.

Diantaranya adalah apabila si ibu menderita AIDS. Wanita penderita HIV Positif TIDAK diperbolehkan untuk menyusui bayinya.

Beberapa penyakit tertentu seperti herpes, hepatitis dan infeksi beta streptococcus juga bisa berpindah melalui ASI. Tetapi TIDAK selalu seorang Ibu yang menderita penyakit-penyakit tersebut tidak boleh menyusui bayinya. Hal ini harus ditinjau kasus per kasus oleh dokter dari masing-masing ibu tersebut.

Penyakit-penyakit umum seperti flu, demam, infeksi kulit, atau diare TIDAK tersalurkan melalui ASI. Bahkan uniknya, si ibu akan memproduksi antibodi dari berbagai penyakit tersebut dalam ASI-nya sehingga bayi yang menyusu darinya akan terlindungi dari penyakit-penyakit tersebut.

Penderita kanker payudara juga bisa tetap menyusui bayinya dengan menggunakan payudara yang masih normal, jangan khawatir...

Nah, berkaitan dengan susu formula, ada beberapa pertimbangan dalam memilihnya...

Walaupun hampir semua susu formula dibuat dari susu sapi, namun sebaiknya Anda tidak memberikan susu sapi murni ataupun makanan-makanan yang mengandung susu sapi hingga bayi Anda berusia 1 tahun.

Bukan apa-apa, susu sapi kan sebenarnya untuk anak sapi, sehingga tidak bisa dicerna dengan baik oleh bayi manusia...

Nah, seandainya ternyata bayi Anda tidak cocok mengkonsumsi susu formula yang terbuat dari susu sapi, alternatif lain adalah menggunakan susu formula dari kedelai. Inipun sebenarnya kurang baik buat si bayi. Yang jelas, bayi yang sehat HANYA boleh meminum susu formula kedelai jika dianjurkan secara medis.

Pokoknya, ASI adalah yang terbaik lah! Makanya usahakan agar persediaan ASI ibu selalu cukup...

sumber: tipsbayi.com

Labels:

Nitrat dalam Sayuran

Betulkah beberapa jenis sayuran mengandung nitrat yang tidak aman untuk bayi Anda? Untuk lebih jelasnya, mari kita simak…

Asal Usul Nitrat

Nitrat merupakan unsur alami yang terdapat pada tanah dan merupakan gabungan dari Nitrogen dan Oksigen. Setiap tumbuhan memerlukan Nitrat, karena sangat membantu pertumbuhan dan proses fotosintesis. Namun jika jumlah Nitrat pada tanah berlebihan, sehingga lebih banyak dari yang diperlukan oleh tumbuhan, maka Nitrat ini bisa mencemari air tanah.

Sebagian besar kelebihan kadar Nitrat pada tanah terjadi karena penggunaan pupuk yang berlebihan. Tentu saja ini tidak akan terjadi pada tanah yang ditanami oleh petani organik.

Bahaya Kelebihan Nitrat

Ketika Nitrat masuk ke dalam tubuh kita, maka tubuh kita akan memprosesnya menjadi Nitrit. Selanjutnya Nitrit dapat mempengaruhi kinerja Hemoglobin dalam membawa dan mengalirkan oksigen dalam darah kita. Gangguan ini bisa kemudian mengakibatkan Hipoksemia, atau rendah oksigen.

Bahaya Kelebihan Nitrat pada Bayi

Bayi berumur kurang 3 bulan memiliki usus dengan tingkat keasaman yang rendah. Kondisi ini dapat menyebabkan proses peningkatan Nitrat menjadi lebih cepat pada dan mengarah pada Hipoksemia. Bahkan peningkatan Nitrat yang dratis pada bayi bisa menyebabkan Methemoglobinemia dan mengancam keselamatannya.

Mengurangi Resiko

Peningkatan Nitrat yang berlebihan pada tubuh bayi bisa terjadi karena 2 kemungkinan:

1. Penggunaan air dengan kandungan Nitrat tinggi - untuk membuat susu formula, misalnya
2. Konsumsi makanan dengan kandungan Nitrat tinggi

Sayuran seperti wortel, kacang hijau, bayam dan bit bisa mengandung Nitrat sama atau bahkan lebih banyak dibandingkan air tanah dan bayi yang berusia kurang dari 3 bulan seharusnya tidak mengkonsumsinya.

Jadi, sehubungan dengan Nitrat, berikut ini beberapa hal yang perlu Anda perhatikan:

1. Jika Anda menyiapkan susu formula menggunakan air tanah yang dimasak, ada baiknya untuk memeriksa kadar Nitratnya terlebih dulu
2. Bayi yang menerima ASI Eksklusif tidak beresiko terkena Methemoglobinemia
3. Jangan memberikan sayuran pada bayi yang belum berusia 3 bulan. Bahkan MPASI baru dianjurkan setelah bayi Anda berusia 6 bulan
4. Setelah bayi Anda berusia 6 bulan, pemberian sayuran organik dapat mengurangi resiko Hipoksemia


sumber : tipsbayi.com

Labels: